Redaktur : Bahri Layya
Metromilenial.com,Sidrap--
Matahari Diufuk Timur Mulai Beranjak Dari Peraduannya. Cahaya memerah infra menyibak diselah pohon rindang di perumahan Bukit baruga Makassar, komplek rumah H. Syahruddin Alrif, SIp, MM sang anak mudanya Sulsel.
Tampak bola matanya sedikit merah pertanda kalau semalam kurang tidur " kemarin sore saya tiba dari Kendari, dan langsung urus partai hingga dini hari " ucapnya memulai pembicaraan. Segelas air hangat dicampur air jeruk nipis dan madu ia teguk sebagai minuman rutin setiap pagi.
Usai menerima telpon dari salah seorang Bupati, Syahar, demikian sapaan akrab Wakil ketua DPRD Sulsel ini sapa, bercerita tentang porang, tanaman yang lagi diganrungi petani saat ini karena bisa mendongkrak kesejahteraan petani modalnya tidak terlalu besar, perawatannya sederhana hasilnya bernilai dollar karena banyak dibutuhkan di negara seperti Jepang, Amerika, Eropa dan Cina.
Cerita Syahar, awalnya dikebun binaannya di Bendoro, kec.Watang Sidenreng -Sidrap, petani tanam dilahan seluas 5 hektar, dibulan pertama hingga bulan ketiga, Syahar cemas. Pasalnya porang yang ditanam dengan modal lebih kurang Rp 45 juta perhetar, tak kunjung menampakkan pertumbuhan yang menggembirakan, malah sebaliknya. Selain layu dan kuning juga beberapa diantaranya mati. Tanah seluas 50 hektar, milik orangtuanya, memang tanah tandus, selain jambu mente yang tumbuh juga semak belukar.
Syahar tak surut bahkan, mantan pemuda pelopor Sidrap ini lebih giat traktor tangan ia kerahkan Ratusan mobil truk dedak yang diabgkut dari penggilingan padi ditabur lalu bibit porang ditanam kembali.
Hasilnya, membuat Syahar lebih antusias dan optimis jika porang bisa menuai hasil yang baik. Bulan kelima usia porang yang tadinya tumbuh subur menghijau kembali mulai menguning dan layu. Sejumlah literatur tentang porang ia pelajari, beberapa kebun porang di pulau Jawa didatangi untuk studi lapang. Ternyata, ketela pohon ini butuh pohon pelindung maka ribuan bibit pohon pisang berbagai jenis ditanam hasilnya pun luar biasa, urai mantan Direktur PT. Global Nacli, perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan Buku, alat peraga pendidikan dan baja ringan, yang telah mengantarnya sebagai anak muda Sukses di dunia usaha.
Kini, puluhan hektar porong, ribuan pohon pisang, kelor dan berbagai tanaman sela lainnya seperti Labu, kacang panjang, jagung menghijau dilahan yang sebelumnya dianggap tanah tandus yang tidak produktif.
Kesuksesan bercocok tanam dan porang yang tumbuh subur membuat orang berdecak kagum. Tak terkecuali menteri pertanian Syahrul Yasin limpo, usai menerima laporan dari beberapa dirjen yang lebih dulu berkunjung melihat langsung kepiawaian Sekretaris DPRD Nasdem Sulsel, menaklukkan lahan yang dulunya tidak produktif menjadi magnik petani untuk berburu dollar.
Separoh waktunya kini tersandera menerima kunjungan dari berbagai daerah. Ada kelompok tani, pengusaha dan pejabat, politisi yang datang berkunjung tujuannya, belajar bercocok tanam porang, cara mendapatkan, bibit dan modal usaha tani. Beberapa bupati dan walikota memboyong aparat dan kelompok tani untuk datang belajar, kebun binaan Syaharpun menjadi Sekolah alam, mereka belajar ilmunya langsung dari H. Syahruddin Alrif, juga langsung mengamati pesona hijau porang dan berbagai jenis tanaman bernilai Ekonomi tinggi.
Semangat mantan ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel dan Sekjen Pemuda Muhammadiyah bercerita tentang porang dan pertanian tak terasa terik matahari mulai menerobos sela pohon rindang dikompleks perumahan Bukit Baruga, sayup terdengar lantunan ayat Suci Alquran dari menara mesjid, pertanda Shalat Jumat (18/9-2020), tak lama lagi.
Sembari mengepulkan asap rokok ditaman depan rumahnya yang teduh dan asri, anak muda Sulsel, yang pertama mengenal organal organisasi lewat Treaning Centre Ikatan Pelajar Muhammadiyah Cabang Maritengngae - Sidrap, mengurai obsesinya tentang kemajuan pertanian. Katanya, petani saat ini harus kreatif dan inovatif tak cukup mengandalkan tenaga dan pengalaman bertani. Sumber daya petani juga harus terus diasah lewat berbagai@ pelatihan dan studi banding, setelah itu harus dibantu dengan berbagai fasilitas teknologi pertanian dan akses yang mudah dan murah mendapatkan modal kerja yang di dukung dengan infrastruktur pertanian seperti irigasi teknis, jalan tani dan lainnya.Itu kewajiban pemerintah, wakil rakyat, perbankkan dan pengusaha untuk bersinergi memajukan pertanian tidak boleh petani dibiarkan berjuang sendiri ujar peraih penghargaan petani sukses bidang tanaman porang dari pemerintah Republik Indonesia, yang diterima 17 agustus 2020 lalu dijakarta. Syahar yang kini kerab dijuluki Bapak Porang Indonesia, optimis tanaman porang, yang mendapatkan perhatian dari bank plat merah, BRI, BNI dan Bank mandiri dengan menyiapkan Kredit Usaha Tani, mampu mengantar petani lebih sejahtera dan mendorong ekonomi pedesaan tumbuh pesat. Kunci Syahar yang kaula muda menyapanya SAR - Syahruddin Alrief. ( Aris asnawi/Bah ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar