Redaktur : Bahri Layya
Metromilenial.com,Sidrap---Usai dibakar mobil ambulance dan pengrusakan Kantor Partai Nasdem kota Makassar, di Jalan Pettarani, dekat Kampus Universitas Negeri Makassar, 22 oktober 2020, lalu, tidak sedikit orang cemas, kuatir kalau tensi politik jelang Pilwalkot Makassar (9/22-2020), naik.
Bahkan, diperefiksi akan memanas. Pasalnya, mobil ambulance dan kantor partai yang diamuk massa yang diduga dilakukan mahasiswa itu adalah milik partai berkuasa di makassar, partai Nasdem yang kader dan simpatisannya didominasi kaum milineal, kaula muda yang rentang dipicu emosi.
Dugaan tensu politik memanas ternyata tidak terbukti, malah sebalilnya sejuk, bersahabat dengan kedewasaan dan sikap kenegarawan yang di pertonton H. Rusdi Masse, Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel, Ahad (25/10-2020), saat melihat bangkai mobil yang telah mengangkut ratusan jenasah itu. Tak ada kerutan wajah anggota DPR RI ini bahkan dengan sikap tawadhuh -rendah hati sembari tersenyum menyapa para kader dan simpatisan Nasdem yang hadir melihat kantornya yang telah dirusak. " mahasiswa itu anak kita juga, saudarah kita semua, saat berdemo terpancing emosi sesaat yang berujung pengrusakan " ujar mantan bupati Sidrap dua priode sembari menambahkan, demo itu hal biasa, dinamika demokrasi dan emosi mahasiswa sifatnya sesaat. Meski pengrusakan itu tidak dapat dibenarkan tapi kita maafkan mereka dan berharap pihak penegak hukum tidak melanjutkan proses hukumnya.
Sikap dan pernyataan Rusdi masse, ibarat menyiram air mobil yang tengah terbakar.
Betapa tidak, emosi kader dan simpatisan Partai Nasdem yang merasa tersolimih langsung redup dan suasana menjadi sejuk.
Sikap memaafkan Rusdi masse, kata wakil Sekretaris DPW Partai Bulan Bintang, Sulsel, Aris Asnawi, adalah refleksi dari budaya leluhur bugis " malilu sipakainge - mali to Siparappe yang terjemahannya lebih kurang bahwa Saling mengingatkan disaat lupa dan menolong orang yang tertimpa musibah. Dan pada diri seorang Rusdi Masse, melekat karakter maccai na mabessa, maperrui na mappasitinaja ( pintar, dermawan, empati dan mengenal batas toleransi ). Dan jujur, tidak semua orang bisa melakukan sesaat musibah itu menimpah dirinya kata Aris asnawi, yang juga Bappilu PBB Sulsel, mengendalikan emosi bukan perkara mudah ujarnya.(Bah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar