Metromilenial.com,Sidrap---
Mangga Mahatir, belum begitu akrab di lidah orang Sulsel, meski sudah kerab dengar nama buah asal Negeri Jiran Malaysia ini.
Bagi masyarakat Baranti - Sidrap, mangga mahatir yang beratnya perbuah mencapai 2,5 kg, sudah mulai dikenal.
Berawal dari seorang kerabat H. Zulkifli Zain, memposting buah mangga miliknya di daerah rantau Malaysia, H. Filli, sapaan akrab Zulkifli Zain, ternyata ngiler bak seorang wanita ngidam. H.filli, " menghibah" agar dikirimkan bibit Mahatir ke Baranti. Awal 2017 silam, satu pohon bibit tiba di Baranti, dan di tanam Greandhous milik H. Filli, di Simpo Desa Sipodeceng Kec. Baranti Sidrap.
Hasilnya, mengembirakan. Buahnya lebat dan besar seperti buah pepaya, bentuknya bulat lonjong, dagingnya tebal, bijinya agak lebar tipis, beratnya rata-rata lebih dua kilogram perbuah, rasanya, manis, renyah. Satu biji bisa memuaskan selerah 5 orang.
Mangga mahatir, kini mulai dikembangkan dengan sistim ekolasi, sambung pucuk dan cangkok dengan mengambil entris dari pohon induk. Hasilnya, sudah puluhan yang sudah di bagi ke masyarakat.
Mangga mahatir hanya salah satu jenis dari puluhan jenis mangga dan tanaman buah yang dikembangkan H. Filli di kebun miliknya dan di bagikan ke masyarakat Sidrap, beberapa pohon mangga, satu pohon terdiri dari beberapa jenis mangga hasil sambung pucuk.
Anggota Dewan perwakilan rakyat daerah - DPRD Sulsel fraksi Golkar ini, memang rutin merogoh kantongnya untuk membeli ratusan bibit berbagai jenis tanaman buah untuk di bagi masyarakat. " kedepan Sidrap bisa jadi sentra buah-buahan, agrowisata berbasis rumah tangga" ujarnya saat ditemui Selasa, 1/6-2021 disentra tanaman buah dan kolam ikan miliknya di Simpo.
Ketua Golkar Sidrap ini, berobsesi jika semua halaman rumah di Sidrap, khususnya di Kecamatan Baranti, memiliki tanaman buah, maka kedepan masyarakat akan di latih life skill membuat olahan cemilan seperti kerupuk buah berbasis home industri. Selain membuka lapangan kerja untuk menekan laju pengangguran juga berdampak pada peningkatan pendapatan keluarga dan Pendapatan Asli Daerah, selain beras, urai pehobby Burung merpati dan Belibis ini penuh optimis, sembari menyebut programnya sebagai Program pemberdayaan masyarakat jangka panjang.(Ris/Bahri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar