Metromilrnial.com,Sidrap---Awalnya orang mencibir bahkan sebagian orang menertawakan saat Syahruddin Alrif, memulai menanam porang, tanaman jenis ubian yang ditanam dilahan tandus yang hanya ditumbuhi padang ilalang di desa Talawe Kecamatan Sidenreng - Sidrap.
Cibiran orang ada benarnya, porang yang ditanam perdana di lahan 50 Ha, itu banyak mati, sisanya kerdil dan pertumbuhannya lambat. Tapi hal itu tak membuat Syahar, sapaan akrab wakil ketua DPRD Sulsel ini patah arang. Justru, menjadi pelecut semangat untuk bertani lebih serius " saya harus buktikan bahwa saya bisa kerja kebun karena memang saya anak petani " ucapnya kala itu menyemangati dirinya.
Dengan semangat itu Syahar tak hirau kulitnya terpanggang matahari atau sekucur tubuhnya menggigil diguyur hujan deras. Berbagai cara dilakukan untuk sukses dan fokus pada tanaman Porang, tanah tandus diolah dengan memberi ratusan ton sekam padi dari pabrik penggilingan beras yang tak jauh dari lokasinya, lalu ditanami puluhan ribu pohon pisang dengan maksud pohon pelindung yang cepat, mudah tumbuh dan produktif. " bertani itu kerja, kerja dan bekerja sambil mempelajari perkembangan hal apa yang sejatinya dilakukan lagi" urainya.
Berselang delapan bulan, pisang tumbuh lebat dan porang menampakkan hasil yang menggembirakan, sudah ada Katak atau buah porang yang setiap pohonnya 2 sampai 5 buah katak. Kesuksesan ini membuat banyak orang decak kagum termasuk yang awalnya mencibir karena tidak percaya porang bisa tumbuh ditanah tandus. Tak hanya porang dan pisang yang dikembangkan kini, ratusan batang kelor, sukun dan lainnya tumbuh lebat. Lahan yang awalnya 50 Ha, kini sudah 85 Ha, Agar petani binaanya lebih semangat dan sejahtera, di selah lahan porang yang agak rendah ditanami padi dan pelihara ikan.
Atas sukses itu, anak mudahnya Sulsel ini tak lagi hanya disibukkan memimpin rapat dan melayani tamu di Dprd Provinsi Sulsel, tapi juga harus cerdas dan lebih disiplin menerimah tamu di Sekolah alam porang binaanya, mulai dari kelompok tani, pejabat, politisi dari berbagai daerah hingga pejabat pusat, seperti menteri datang belajar tentang bercocok tanam porang belum lagi undangan untuk mengajar bertani porang dari berbagai daerah dan provinsi.
Perasan keringat Sekretaris Partai Nasdem Sulsel ini kepercik hingga jakarta.
Kelompok kontak Tani Nelayan Andalan, lewat surat nomor : 048/KTA-NAS/09/2021, mengundang H.Syahruddin Alrif, kamis 23/9-2021 dalam rangka penyelenggaraan rembuk paripurna Kelompok Tani Nelayan Andalan ( KTNA ), Andalan nasional di kantor Kementerian pertanian Republik Indonesia, untuk menerima Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama, penghargaan tertinggi dari KTNA Nasional. Surat undangan tertanggal 9 september 2021, ditandatangani Ketua KTNA M. Basjir, DA dan Sekretaris jenderal, Ir. M. Sofyan Noor, SH
Menariknya, Lencana yang dimaksudkan penghargaan atas pebgabdian, kesetiaan dalam mendampingi, memotivasi semangat dan tanggungjawab serta kemandirian petani dan nelayan dalam meningkatkan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan serta sistim sistim dan usaha agribisnis, sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap warga negara Indonesia, nama Syahar di urutan pertama. Dua lainnya yang diberi penghargaan tingkat utama yakni bupati kutai kartanegara provinsi Kalimantan timur, Drs. Edi damansyah, MSi dan bupati kampar Provinsi Riau H. Catur sugeng susanto.
Sementara lencana tingkat madya dari tujuh penerima ada nama Dr. H.Amaran mahmud bupati wajo Provinsi Sulsel, dan 5 lainnya adalah penerima penghargaan tingkat pratama, yang kesemuanya terdiri dari Gubernur, bupati dan wakil bupati kecuali Syahruddin Alrif yang wakil ketua Dprd Sulsel.
Dengan penghargaan ini Syahar bersyukur tapi itu bertani kata dia, bukan untuk meraih penghargaan tapi meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani. " ya, alhamdulillah kesemuabya ini adalah refleksi kolektif dari sebuah etos kerja Resopa Temmangingngi namalomo naletei pammase Dewata ( Hanya dengan kerja tak kenal putus asah Rahmat Allah akan tercurah " ujarnya di balik telpon selulernya, Senin (20/9-2021) saat berada di Bone.(Ris/Bahri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar