#Ramadhan-ayosedekah
Salurkan sedekah Anda bantu perjuangan ibu Andi Rukiyah merawat 3 anaknya yang lumpuh
Bank BRI Rek. No. 7591.0100.2047.533.
A/n. ANDI RUKIYAH.
Desa Pinotu Dusun 8 Mbelang Mbelang, Toribulu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Metromilenial-Pinotu: 20 tahun sudah, ibu Andi Rukiyah berjuang dengan suka dan duka merawat buah hatinya yang mengalami lumpuh permanen sejak usia tujuh bulan.
Ironisnya,wanita paruh baya yang menggantungkan hidupnya dari membantu suami berjualan ikan ternyata memiliki dua anak lagi yang juga mengalami kelumpuhan permanen di usia dini.
"Saya memiliki empat anak, tiga diantaranya mengalami kelumpuhan sejak kecil saat mereka berusia sekitar tujuh bulan," ujarnya lirih kepada Jam'un, jurnalis Metromilenial yang datang memberikan bantuan bersama Wakapolsek Ampibabo Ipda Yan Syahrudin.
Wakapolsek Ampibabo memberikan bantuan sembako serta dana sementara Kepala Biro Metro Milenial Sulteng juga memberikan bantuan dana.
Kepada Jurnalis Metromilenial, Rukiyah menuturkan bila anak pertama mereka yang lahir 20 tahun silam,saat dilahirkan hingga berusia enam bulan cukup normal.
"Tidak ada tanda-tanda akan sakit," dengan nada terbata-bata, dia mengatakan gejala awal muncul saat anak sulungnya itu memasuki usia tujuh bulan,"diawali dengan demam tinggi dan kejang kejang.
Apakah dibawa ke dokter tanya Jam"un? "Iya, saya bawa periksa ke dokter puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit di Parimo."
Anaknya dirawat sekitar seminggu, namun diminta pulang karena menurut dokter anaknya rentan dengan penyakit.
Rukiyah pasrah, apa yang dialami anaknya karena ada kelainan dengan syaraf yang berujung pada kelumpuhan.
"Saya pasrah dan menyerahkan semua yang terjadi kepada Allah, saya merawat anak saya sebaik mungkin meski kondisinya seperti ini, mau apa lagi."
Dalam perjalanannya, ibu yang merawat anak-anaknya dalam pondok yang tidak layak itu dikaruniai anak ke 2 dan ke 3 dengan kondisi yang juga lumpuh.
"Subehanallah, betapa besar ujian yang diberikan kepada ibu Rukiyah ini, namun tetap sabar menjalaninya," ujar Jam'un dalam hati.
Dia bersama Ipda Yan Syahrudin sangat terharu meski mencoba menahan tetes air mata keluar dari pelupuk matanya.
"Andaikan bisa menangis maka kami semua akan menangis melihat apa yang ada di dalam gubuk itu," ujar Jam'un..... (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar